Pada penutupan perdagangan akhir pekan Jumat (29/10/2024), IHSG mengalami kenaikan sebesar 0,77% ke posisi 7.195,57. Penguatan ini didorong oleh data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang tumbuh positif serta antisipasi terhadap rilis data aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS).
Volume Perdagangan dan Performa IHSG
Volume perdagangan mencapai lebih dari 23,62 miliar lembar saham dengan frekuensi transaksi melampaui 1,04 juta kali. Total nilai transaksi mencapai Rp 9,83 triliun. Sebanyak 279 saham mengalami kenaikan, sementara 268 saham mengalami penurunan, dan 242 saham stagnan.
Sektor Penopang dan Kontribusi Emiten
Enam sektor menjadi penopang dengan mengakhiri perdagangan di zona hijau. Sektor Utilities mengalami kenaikan paling tajam sebesar 2,06%, diikuti oleh sektor Financials dan Healthcare. Emiten seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT GoTo Gojek Tokopedia PT Tbk., dan PT Bank Mandiri Indonesia (Persero) Tbk. memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja IHSG.
Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia
Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa NPI pada triwulan III 2024 mencatat surplus sebesar US$ 5,9 miliar. Ini didorong oleh meningkatnya surplus neraca transaksi modal dan finansial, serta penurunan defisit neraca transaksi berjalan. Cadangan devisa juga mengalami kenaikan menjadi US$ 149,9 miliar.
Antisipasi Rilis Data Aktivitas Manufaktur AS
Investor juga memantau data aktivitas manufaktur AS melalui Purchasing Manager’s Index (PMI) untuk November 2024. PMI Manufaktur Flash AS untuk Oktober 2024 menunjukkan sektor manufaktur AS masih dalam fase kontraksi, namun terdapat indikasi perbaikan.
Kesimpulan
Dengan kondisi positif NPI dan antisipasi terhadap data AS, IHSG mencatat kenaikan yang signifikan. Investor tetap waspada terhadap perkembangan global yang dapat mempengaruhi kinerja pasar modal di Indonesia.
Sumber:
CNBC INDONESIA RESEARCH
Next Article
Video: IHSG ‘Ngegas’ & Tembus 7.200-an, Mana Saham Yang Menarik?