Pengusaha Minta Penundaan PPN 12% Hingga Usai Lebaran

Pengusaha Minta Penundaan PPN 12% Hingga Usai Lebaran

Strategi Bisnis FMCG Menghadapi Tekanan PPN 12%

Pengusaha di sektor Fast-moving consumer goods (FMCG) di Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanan yang cukup besar akibat kenaikan PPN menjadi 12%. Efisiensi operasional, rebranding, dan repackaging produk menjadi strategi penting yang harus dilakukan untuk menjaga daya saing dan menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompleks.

Efisiensi Operasional sebagai Langkah Utama

Direktur Utama PT Multi Medika International Tbk (MMIX), Mengky Mangarek, mengatakan bahwa efisiensi operasional merupakan langkah utama yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam menghadapi tekanan daya beli dan kenaikan PPN. Dalam situasi yang penuh tantangan ini, efisiensi operasional dapat membantu perusahaan untuk tetap bersaing di pasar yang semakin kompetitif.

Salah satu strategi efisiensi operasional yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan substitusi bahan baku produk. Dengan mencari bahan baku alternatif yang lebih ekonomis namun tetap berkualitas, perusahaan dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan profitabilitas. Selain itu, menekan biaya operasional melalui repackaging ke kemasan lebih kecil atau rentengan juga menjadi strategi yang efektif untuk mengoptimalkan pengeluaran perusahaan.

Menjaga Karyawan dan Masyarakat

Selain itu, Mengky juga menekankan pentingnya menjaga karyawan di tengah tekanan bisnis yang semakin meningkat. Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, perusahaan perlu memastikan bahwa tidak ada PHK yang terjadi dan memberikan perlindungan bagi karyawan. Dengan menjaga hubungan baik dengan karyawan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan meningkatkan produktivitas.

Selain menjaga karyawan, perusahaan juga perlu memperhatikan dampak kenaikan PPN terhadap masyarakat. Dengan memberikan produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, perusahaan dapat membantu masyarakat dalam menghadapi tekanan ekonomi yang semakin berat. Diharapkan pemerintah dapat mempertimbangkan kembali implementasi PPN 12% dan menundanya setidaknya hingga lebaran 2025 untuk mengurangi tekanan daya beli masyarakat.

Strategi Bisnis di Era Pemerintahan Baru

Dalam menghadapi efek kenaikan PPN 12%, pengusaha FMCG di Indonesia harus mampu beradaptasi dengan cepat dan mengembangkan strategi bisnis yang inovatif. Dengan adanya pemerintahan baru Prabowo-Gibran, pelaku bisnis diharapkan dapat menjadi mitra yang aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pengusaha adalah memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Dengan memanfaatkan teknologi digital, perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk, mempercepat proses produksi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Selain itu, pengusaha juga perlu fokus pada inovasi produk dan rebranding untuk menarik minat konsumen yang semakin kritis. Dengan mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan tren pasar, perusahaan dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan daya saing.

Simak Dialog Mengky Mangarek dengan Savira Wardoyo di CNBC Indonesia

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang strategi bisnis dalam menghadapi efek kenaikan PPN 12%, simak dialog antara Mengky Mangarek, Direktur Utama PT Multi Medika International Tbk (MMIX), dengan Savira Wardoyo di program Profit, CNBC Indonesia. Dalam dialog ini, akan dibahas lebih lanjut tentang langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompleks.

Dengan adanya kenaikan PPN menjadi 12%, pengusaha di sektor FMCG dituntut untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola bisnis mereka. Dengan mengembangkan strategi efisiensi operasional, rebranding, dan inovasi produk, perusahaan dapat tetap bersaing di pasar yang semakin kompetitif dan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *