Isra Mi’raj: Peristiwa Besar dalam Islam
Isra Mi’raj adalah peristiwa besar dalam dunia Islam yang mengisahkan perjalanan Nabi Muhammad dari Makkah ke Masjidil Aqsa yang berjarak 1.471 Km. Pada saat yang sama, Nabi Muhammad juga dinaikkan menuju Sidratul Muntaha atau langit ketujuh.
Bagi banyak orang, peristiwa ini memunculkan rasa penasaran tentang bagaimana manusia bisa melakukan perjalanan melampaui kecepatan cahaya. Di masa itu, transportasi udara yang cepat seperti sekarang belum ada, sehingga perjalanan antar kota dilakukan melalui jalur darat dengan menggunakan tenaga hewan atau berjalan kaki yang memakan waktu lebih dari semalam.
Namun, bagaimana sains menjelaskan peristiwa ini?
Teori Relativitas Khusus dan Peristiwa Isra Mi’raj
Dalam situs resmi Muhammadiyah, Guru Besar Fisika dari Institut Teknologi Surabaya (ITS), Agus Purwanto, menjelaskan bahwa peristiwa Isra Mi’raj sulit dijelaskan dari sudut pandang teori relativitas khusus buatan Einstein. Teori ini menjelaskan bahwa hukum fisika berlaku dalam kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan satu terhadap yang lain, terutama saat kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Semakin mendekati kecepatan cahaya, diperlukan energi yang sangat besar dengan waktu yang melambat.
Kecepatan cahaya sendiri adalah 299.792 Km/detik. Namun, peristiwa Isra Mi’raj sulit dijelaskan berdasarkan teori relativitas khusus karena jika mengacu pada teori tersebut, Nabi Muhammad seharusnya sudah keluar dari sistem tata surya. Namun, faktanya Nabi Muhammad tetap berada di bumi, masih dalam tata surya.
Perjalanan Nabi Muhammad dengan Buraq
Nabi Muhammad sendiri dalam perjalanan Isra Mi’raj diceritakan menggunakan Buraq. Agus Purwanto berpendapat bahwa Rasulullah melaju dengan kecepatan cahaya. Hal ini berarti bahwa dalam satu jam, Nabi Muhammad bisa menempuh jarak 4.320.000.000 Km, hampir sama dengan jarak antara Bumi dan Neptunus, planet ke-8 dari tata surya. Dengan kecepatan tersebut, massa suatu objek bisa meledak karena kecepatannya yang sangat tinggi.
Teori Relativitas Umum dan Peristiwa Isra Mi’raj
Menurut Agus Purwanto, satu-satunya teori yang sedikit menjelaskan peristiwa Isra Mi’raj adalah Teori Relativitas Umum. Dalam teori ini, gravitasi bekerja sebagai konsekuensi dari kelengkungan ruang-waktu yang disebabkan oleh massa dan energi. Teori ini juga mempertimbangkan adanya ruang dimensi tinggi atau gaib yang sulit dijelaskan secara sains.
Isra Mi’raj: Perjalanan Spiritual dan Mukjizat
Dengan demikian, Isra Mi’raj bukanlah perjalanan biasa, bukan perjalanan dengan wahana antariksa, dan bukan perjalanan antariksa di antara planet-planet, bintang-bintang, atau galaksi. Isra Mi’raj adalah peristiwa spiritual dan mukjizat yang tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh sains. Keimanan dalam Islam meyakini bahwa peristiwa ini terjadi atas kehendak Allah SWT, di luar batasan hukum fisika yang diketahui manusia.
Dengan demikian, perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad merupakan salah satu keajaiban yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah, namun menjadi bukti kekuasaan dan keagungan Allah SWT.