Sentimen Eksternal dan Stabilitas Rupiah
Rupiah mulai menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan sentimen eksternal yang mereda. Stabilitas sosial politik dalam negeri juga berkontribusi pada penguatan rupiah. Menurut Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, pengaruh momen Pilkada terhadap rupiah dan IHSG cenderung minim.
Tantangan dari Data AS
Pelaku pasar perlu memperhatikan sejumlah data ekonomi AS yang akan dirilis, seperti inflasi pengeluaran pribadi AS, risalah pertemuan The Fed, dan pertumbuhan ekonomi AS. Rilis data AS bertepatan dengan momentum Pilkada di Indonesia, yang membuat pasar keuangan RI libur. Penting bagi investor untuk memantau dampak data-data tersebut terhadap pasar saat kembali buka.
Potensi Dampak Data Ekonomi AS
Pada Rabu pekan ini, perhatian terfokus pada angka inflasi pengeluaran pribadi masyarakat AS (PCE) yang diperkirakan lebih tinggi dari periode sebelumnya. Jika PCE meningkat, The Fed mungkin ragu untuk memangkas suku bunga pada pertemuan bulan depan. Hal ini dapat berdampak negatif pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Pergerakan Teknikal Rupiah
Meskipun terjadi penguatan kemarin, tren pergerakan rupiah masih cenderung melemah mengikuti MA100. Potensi pelemahan terdekat terjadi di resistance di Rp15.940, sementara peluang penguatan muncul jika MA100 berhasil ditembus ke bawah menuju Rp15.820.
Analisis Grafik Pergerakan Rupiah
Foto: Tradingview Pergerakan rupiah melawan dolar AS
|
Video: Masih Penuh Tekanan, IHSG “Terancam” Merosot ke Level 7.000-an
Saksikan video di bawah ini:
Video: Masih Penuh Tekanan, IHSG “Terancam” Merosot ke Level 7.000-an
Investor Wait and See Inflasi PCE AS, Dolar Ditutup Turun ke Rp 16.370
Next Article
Investor Wait and See Inflasi PCE AS, Dolar Ditutup Turun ke Rp 16.370
(tsn/tsn)