Ketika Pembantu Berani Berinvestasi: Apakah Keuntungan atau Kerugian?

Investasi Saham VOC oleh Asisten Rumah Tangga: Kisah Neeltgen Cornelis

Investasi di pasar saham selalu menjadi topik menarik bagi banyak orang, termasuk seorang asisten rumah tangga (ART) bernama Neeltgen Cornelis. Kisah Neeltgen ini terjadi pada zaman Kongsi Dagang Hindia Belanda (VOC) pada tahun 1602, ketika perusahaan tersebut pertama kali menjual sahamnya kepada publik.

Ketertarikan Neeltgen untuk berinvestasi di VOC bermula dari majikannya, Dirck van Os, yang juga merupakan Direktur VOC. Pada saat IPO VOC, banyak orang datang ke rumah van Os untuk berinvestasi. Di tengah keramaian tersebut, Neeltgen merasa penasaran dan tertarik untuk ikut berinvestasi.

Namun, sebagai seorang pembantu dengan gaji kurang dari lima puluh sen sehari, Neeltgen menghadapi dilema. Uangnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, namun keinginannya untuk berinvestasi semakin besar. Akhirnya, Neeltgen mengambil langkah berani dengan mengeluarkan tabungannya sebesar 100 gulden untuk membeli saham VOC.

Meskipun jumlah investasinya kecil dibandingkan dengan pemegang saham lainnya, Neeltgen berhasil tercatat sebagai pemegang saham VOC. Namun, keuntungan dari investasi tersebut hanya dirasakan sesaat, karena Neeltgen menjual seluruh sahamnya setahun setelah pembelian.

Jika Neeltgen mempertahankan investasinya, uang 100 gulden tersebut bisa berlipat menjadi ribuan gulden. Atau setidaknya, sebagai pemegang saham VOC, Neeltgen bisa menerima dividen dalam bentuk rempah-rempah dari perusahaan yang sukses menguasai perdagangan rempah-rempah dari Indonesia.

Meski Neeltgen tidak meraih keuntungan besar dari investasinya, kisahnya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Investasi saham bukanlah hal yang terbatas hanya untuk kalangan tertentu, namun bisa dilakukan oleh siapa pun yang memiliki niat dan kesempatan.

Dari kisah Neeltgen Cornelis, kita belajar bahwa investasi tidak mengenal profesi atau status sosial. Yang terpenting adalah memiliki niat yang kuat, keberanian untuk mengambil resiko, dan kesabaran untuk menunggu hasil investasi. Semoga kisah Neeltgen ini bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk terus belajar dan berinvestasi di pasar saham.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *