Kesulitan Ekonomi Masyarakat Indonesia Meningkat, Dilihat dari Ucapan Bankir

Kesulitan Ekonomi Masyarakat Indonesia Meningkat, Dilihat dari Ucapan Bankir

JAKARTA – Beberapa bank di Indonesia telah merevisi target bisnis mereka untuk akhir tahun 2024. Hal ini dilakukan seiring dengan kondisi perekonomian domestik yang terbilang menantang.

Menurut Laporan Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (SBPO) triwulan IV-2024, sebagian kecil bank merasa pesimis dapat mencapai target rencana bisnis bank (RBB) 2024. Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah pertumbuhan kelas menengah ke bawah yang masih terbatas, sehingga pertumbuhan pendapatan melambat. Hal ini berdampak baik pada permintaan kredit maupun pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Persaingan suku bunga yang ketat antar bank juga menjadi faktor pesimisme dalam pencapaian target.

Bank swasta terbesar kedua di Indonesia, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), telah merevisi target pertumbuhan kreditnya menjadi 6% untuk tahun ini. Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, mengatakan bahwa ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh bank tersebut. Beban pendanaan yang tinggi dan daya beli kelas menengah yang menurun menjadi salah satu tantangan utama yang mempengaruhi pertumbuhan kredit dan DPK.

Bank lain seperti PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) juga telah merevisi target pertumbuhan DPK mereka. Direktur Kepatuhan OK Bank, Efdinal Alamsyah, menyatakan bahwa revisi ini mencerminkan tantangan ekonomi saat ini. Meskipun terjadi penurunan target DPK, tidak ada revisi untuk target kredit dan laba.

Selain itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) juga telah menurunkan target pertumbuhan labanya menjadi sekitar 1% untuk akhir tahun 2024. Penurunan ini disebabkan oleh tekanan biaya pendanaan yang meningkat akibat kenaikan suku bunga acuan.

Menurut Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, kondisi saat ini menunjukkan persaingan untuk mendapatkan likuiditas yang lebih sulit. Tren suku bunga acuan yang turun namun diprediksi akan naik kembali, serta menurunnya daya beli masyarakat, khususnya di kelas menengah, menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan.

OJK mencatat bahwa pertumbuhan kredit perbankan melambat pada September 2024, dengan pertumbuhan sebesar 10,85% secara tahunan. Sementara itu, simpanan berjangka rupiah dan valuta asing tumbuh 4,6% secara tahunan menurut data Bank Indonesia.

Dengan kondisi ekonomi yang menantang dan persaingan yang semakin ketat, bank-bank di Indonesia harus terus berupaya untuk menjaga kinerja agar tetap kompetitif. Perubahan target bisnis menjadi hal yang penting untuk mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi yang dinamis.

Artikel ini membahas beberapa bank di Indonesia yang telah merevisi target bisnis mereka untuk menghadapi kondisi ekonomi yang menantang. Dengan adanya perubahan target, diharapkan bank-bank tersebut dapat tetap bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *