Wall Street Dibuka Melemah Akibat Data Payroll yang Kuat
Di awal perdagangan, tiga indeks acuan pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street mengalami penurunan setelah rilis data payroll yang kuat membuat pasar khawatir laju cut rate melambat. Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 94,9 poin, atau 0,22%, pada pembukaan menjadi 42540,29. S&P 500 (SPX) melemah 27,9 poin, atau 0,47%, ke posisi 5890,35, sementara Nasdaq Composite (IXIC) merosot 166,6 poin, atau 0,86%, menjadi 19312,261.
Pertumbuhan Lapangan Kerja AS Meningkat
Berdasarkan laporan Reuters, pertumbuhan lapangan kerja AS secara tak terduga meningkat pada bulan Desember. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,1% karena pasar tenaga kerja mengakhiri tahun dengan fondasi yang kokoh, memperkuat pendekatan hati-hati Federal Reserve terhadap pemotongan suku bunga tahun ini.
Data Non Farm Payroll (NFP) Meningkat
Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa data penggajian non pertanian atau Non Farm Payroll (NFP) meningkat sebanyak 256.000 pekerjaan bulan lalu, melampaui ekspektasi ekonom yang memperkirakan penambahan sekitar 160.000 pekerjaan. Hal ini juga mencerminkan ketahanan pasar tenaga kerja yang mendukung belanja konsumen melalui upah yang lebih tinggi.
Kekhawatiran Terhadap Tarif Impor dan Deportasi Imigran
Di tengah janji Presiden terpilih Donald Trump untuk mengenakan atau menaikkan tarif impor secara besar-besaran dan men-deportasi jutaan imigran gelap, kekhawatiran meningkat bahwa momentum ekonomi dapat terganggu. Notulen rapat kebijakan Fed menunjukkan adanya kehati-hatian dalam mempertimbangkan pemangkasan lebih lanjut.
Peningkatan Upah dan Lonjakan Pengangguran
Pendapatan per jam rata-rata naik 0,3% bulan lalu, sementara tingkat pengangguran turun dari 4,2% pada bulan sebelumnya. Meskipun demikian, lonjakan pengangguran permanen dan durasi rata-rata pengangguran yang meningkat menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang melonggar.
Proyeksi Suku Bunga dan Outlook Ekonomi
The Fed telah memangkas suku bunga acuan sebanyak 100 basis poin sejak awal siklus pelonggaran pada bulan September, namun proyeksi penurunan suku bunga lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Bank sentral mengakui ketahanan ekonomi dan inflasi yang tinggi, dengan hanya memproyeksikan dua kali penurunan suku bunga sebesar seperempat poin tahun ini.
Penulis: CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Next Article
Pekan Lalu Merana, Bursa Wall Street Hari Ini Kompak Rebound!