Membangun Desa Melek IT di Seantero Kabupaten Bandung

Ayi Sumarna menceritakan kenangannya saat terjun langsung di salah satu desa terpencil di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat, bagaimana masyarakat desa terpencil itu bahu-membahu membangun desanya tanpa meminta-minta bantuan dari pemerintah di atasnya. Berkat kerja sama aparat desa dengan warganya dalam memanfaatkan internet atau teknologi informasi dan komunikasi (TIK), akhirnya desa tersebut malah terlebih dulu mendapat bantuan dari luar negeri. Baru setelah itu, pemerintah di atasnya dengan klise mengatakan, “Gimana ada yang bisa kami bantu?” Ironis.

Itulah yang melatari Ayi Sumarna, tokoh pemuda Desa Ciburial, Kabupaten Bandung, berusaha keras membangun desanya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) walaupun menghadapi keterbatasan infrastruktur. “Pernah, saat membangun web Desa Ciburial, saya harus turun gunung (wilayah Desa Ciburial yang di dataran tinggi) ke Dago (Kota Bandung) hanya untuk sekadar membuka atau mengirim email di warnet,” tutur Ayi.

Ayi Sumarna didampingi Sekretaris Desa Ciburial Asep Rahmat menceritakan keberhasilan pembangunan desanya setelah mengenal teknologi informasi dan komunikasi (internet) di hadapan para undangan khusus Kabid PPI-BABAPSI Kabupaten Bandung Anita Emmayanti di Aula PPI-BAPAPSI, Kompleks Pemkab Bandung, Soreang, Sabtu (11/10/2014).

Anita Emmayanti, yang juga sebagai Pembina Relawan TIK Kabupaten Bandung yang saat ini diketuai oleh Ade Truna, sengaja menggelar acara Forum Group Discussion dengan mengundang semua elemen masyarakat, sebut saja Komunitas Bumi Hijau, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Koperasi Pondok Pesantren (Al-Ittifaq), dan aparatur desa, seperti Desa Pasirhuni, Desa Soreang, Desa Ciburial, Desa Kramat Mulya, Desa Lebakwangi, Desa Cibiru Wetan, Desa Pamekaran, dan Kelurahan Sulaiman.

“Alhamdulillah, hampir semua pihak yang diundang hadir memenuhi acara ini. Harapannya, mempertemukan masyarakat, aparatur desa, komunitas, dan birokrat ini sesuai dengan cita-cita BAPAPSI untuk membangun masyarakat, khususnya desa-desa se-Kabupaten Soreang, dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),” ujar Anita Emmayanti dalam sambutannya kepada peserta diskusi.

Pada kesempatan memberikan materi, Ayi Sumarna menambahkan, penyampaian materi tentang keberhasilan Desa Ciburial yang telah melek teknologi informasi ini hanyalah sebagai sharing/ikut berbagai, semoga desa-desa lain juga bisa mengikuti jejak langkahnya. Karena, dengan membangun desa melek teknologi informasi (DEMIT) ini, manfaat yang dapat dirasakan Desa Ciburial itu besar sekali.

Ayi mengajak, agar warga desa lain menjadi pegiat Desa Melek IT (DEMIT). Pegiat itu siapa saja? Menurutnya, pegiat desa melek IT itu bisa para kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, pemuda, karang taruna, ibu-ibu PKK, pengajar PAUD, dan semua warga desa tersebut yang ingin berkiprah membangun desanya.

Kemudian, Asep Rahmat mencontohkan, dari aksi konsisten Ayi Sumarna dan didukung perangkat desa, akhirnya Desa Ciburial menarik perhatian sebuah perusahaan swasta dari Jakarta yang menghibahkan 26 unit komputer beserta data server-nya untuk dipergunakan pengembangan TIK di Desa Ciburial. Bahkan, sampai saat ini, mereka sudah aktif menampung aspirasi warga dengan memanfaatkan teknologi secara terpusat (masuk ke data center yang dimiliki Desa Ciburial).

Sebuah potret keberhasilan di Desa Ciburial yang dibangun oleh konsistensi perjuangan gigih para pegiatnya. Ayo ke depan, siapa lagi desa-desa di Kabupaten Bandung yang ingin maju dengan membangun Desa Melek IT (DEMIT)?

Tinggalkan Balasan