Pada tahun 2025, Kementerian Keuangan Republik Indonesia dihadapkan pada tugas yang berat dalam melunasi utang jatuh tempo sebesar Rp800 triliun. Dalam menghadapi gejolak ekonomi global, Kementerian Keuangan melakukan sejumlah mitigasi risiko untuk memastikan kelancaran pembiayaan APBN.
Pre-funding sebagai Salah Satu Strategi Mitigasi Risiko
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan & Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, menjelaskan bahwa salah satu strategi mitigasi risiko yang dilakukan adalah melalui pre-funding. Dengan pre-funding, kebutuhan pembiayaan APBN tahun 2025 sudah dipenuhi pada tahun sebelumnya, yaitu tahun 2024, hingga mencapai Rp85 triliun. Hal ini membuktikan komitmen Kementerian Keuangan dalam mengelola keuangan negara dengan baik.
Kinerja APBN 2024 yang Sangat Baik
Pada tahun 2024, APBN mencatat kinerja yang sangat baik dengan defisit hanya sebesar 2,29% dari PDB, jauh di bawah proyeksi. Selain itu, Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) mencapai lebih dari Rp45 triliun, memberikan landasan yang kuat dalam pengelolaan APBN tahun 2025. Dengan kinerja yang solid pada tahun sebelumnya, Kementerian Keuangan siap menghadapi tantangan pembayaran utang jatuh tempo.
Strategi Pengelolaan Utang dan APBN 2025
Dalam mengelola utang dan APBN tahun 2025, Kementerian Keuangan memiliki strategi yang matang. Rencana penarikan utang sebesar Rp700 triliun akan dilakukan dengan cermat dan terencana. Pembayaran utang jatuh tempo sebesar Rp800 triliun juga akan dilakukan secara bertahap dan terstruktur.
Dialog Andi Shalini dengan Dirjen Pengelolaan Pembiayaan & Risiko
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai strategi pengelolaan utang dan pembayaran utang jatuh tempo di tahun 2025, Anda dapat menyimak dialog antara Andi Shalini dengan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan & Risiko Kementerian Keuangan RI, Suminto, dalam acara Power Lunch di CNBC Indonesia pada Jumat, 10 Januari 2025.
Dengan langkah-langkah yang telah dipersiapkan dengan matang dan kinerja APBN yang solid pada tahun sebelumnya, Kementerian Keuangan optimis dapat melunasi utang jatuh tempo sebesar Rp800 triliun dengan lancar. Semua pihak diharapkan dapat bersinergi dalam mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan negara.