Diskusi Publik “Melindungi Hak Privasi Setiap Warga dari Praktik Penyadapan”

Sabtu (16/05/ 2015) Relawan TIK Jakarta Raya menghadiri Diskusi Publik “Melindungi Hak Privasi Setiap Warga dari Praktik Penyadapan” di Gedung Cyber, Kuningan. Pemateri acara yang diselenggarakan oleh IDC Indonesia ini adalah Ade Fadli (Safenet), Johar Alam (IDC), Dhyta Caturani (Engage Media), Asep Komarudin (LBH Pers), serta Wahyudi Djafar (Elsam).

Diskusi Publik ini diawali dengan kunjungan ke Data Center IDC, kemudian barulah diskusi dimulai. Dalam diskusi ini disebutkan bahwa seringkali penyadapan dilakukan untuk memerangi terorisme, korupsi, serta tindak kejahatan lainnya. Padahal di sisi lain penyadapan perupakan ancaman privasi warga. Mestinya perangkat hukum diperkuat, bukan malah menganggu hak privasi warga. Penyadapan memang alat yang efektif untuk menindak tidak kriminal. Namun hal ini tetap membutuhkan peraturan yang jelas.

Disebutkan juga bahwa orang Indonesia adalah yang paling terbuka di media sosial terutama twitter dan facebook. Kita sering tidak sadar bahwa kita sendirilah yang membuka akses pelaku kejahatan masuk dalam ruang-ruang privasi kita. Sehingga kemudian maraklah penculikan dan perilaku pedofil.

Selain itu, masih banyak orang yang menggunakan password berupa kata-kata dalam kamus atau tanggal lahirnya. Ini sangat mudah mendapatkannya karena ada perangkat lunak untuk menerka password jika berupa kata-kata yang ada di kamus. Maka tak heran banyak orang yang akun media sosialnya di-hack.

Selanjutnya, sambil makan siang, peserta diskusi disajikan film “Citizen Four”. Film ini bercerita tentang permasalahan privasi dan keamanan di internet. Film ini juga menceritakan tentang Snowden, hacker yang membongkar rahasia kecurangan National Security Agency (NSA) Amerika Serikat dalam memata-matai pengguna internet melalui media sosial.

Acara kemudian dilanjutkan dengan Workshop Privasi dan Security bersama Engange Media. Dalam workshop ini diberitahukan aplikasi apa saja yang aman dan kurang aman yang ada di komputer atau di smartphone. Aplikasi tersebuat terdiri dari browser, aplikasi chat, dan pembuat dan penyimpan seluruh password kita di berbagai aplikasi di internet.

Mayoritas aplikasi perangkat lunak yang kita gunakan ternyata kurang aman, dan workshop ini memberikan alternatif pengganti yang lebih aman. Untuk aplikasi chat bisa gunakan “telegram”sebagai pengganti aplikasi chat yang sudah biasa kita pakai seperti “whatsapp” atau “blackberry messenger”. Untuk aplikasi video streaming, ternyata “Jitsi” lebih aman ketimbang “Skype”. Dalam workshop ini juga ditunjukkan tingkat dan spesifikasi keamanan tiap aplikasi chat dan video streaming yang ada.

Tinggalkan Balasan